Selasa, 07 Februari 2012

Pengalaman hidup

Kamis,  19 mei 2011
22.49 pm
KATA-KATA DARI BAPAK SETENGAH BAYA

            Hari ini adalah hari-hari yang menurut saya  biasa seperti hari hari lainya, dan saya sebal karena             Disuruh masuk kerja oleh bos sayadi tempat kerja, karena ditempat kerja kekurangan personil buat menjaga toko tempat saya kerja. Tetapi ternyata tuhan mungkin sengaja menuntunkan saya agar tetap masuk kerja, karena lewat kejadian yang tak dinanti-nanti, ternyata ada sesuatu yang membuat hari saya tidak biasa di hari ini, karena hari ini saya mendapat pelajaran berharga di sela-sela kerja saya. Begini ceritanya...
            Hari ini seharusnya saya libur kerja, tetapi tiba-tiba setelah selesai rapat rutin pagi, saya disuruh bos saya untuk masuk kerja shift malam. Dalam hati saya mangkel karena sebenarnya hari ini saya sudah mempunyai janji untuk liburan bersama pacar saya, tetapi apa mau dikata, saya harus merelakan membatalkan janji dengan pacar.
            Setelah pulang kuliah di siang harinya,saya tidur sejenak untuk menyiapkan tenaga sewaktu kerja nanti. Kemudian setelah cukup tidur, saya berangkat kerja. sesampainya di toko buku tempat saya kerja, saya tiba-tiba saja disuruh untuk “ngasir”oleh temen saya. Yah, mau tidak mau saya nurut saja. karena kebetulan di tempat kerja ada pameran obral buku di lantai 1 si depan supermarket imola dan saya Cuma sendiri saja jaga di bawah, saya menjadi grogi, karena saya tak pernah “ngasir” sebelumnya. Namun teman saya mba tata dengan baik hati menyelakan waktunya untuk mengajari saya bagaimana proses job “mengasir” ini. Tetapi meskipun begitu saya tetap saja grogi, karena job “ngasir” ini berhubungan dengan uang dan berhadapan langsung dengan para customer mengenai uang. Dan bagi saya, hal ini sangat baru dan saya sangat takut jika saya berbuat salah. Pelan-pelan saya diajari proses bagaimana transaksi sebagai sang kasir terhadap customer jika ada yang membeli,ini itu dan sebagainya, tetapi tetap saja saya bingung dalam hati.
            Namun sekitar setengah jam kemudian, saya ditinggalkan mba tata dibawah sendiri. Saya menjadi bingung harus bagaimana nantinya jika ada customer yang beli. Saya bingung pertama tamanya harus ngapain. Waktu pun berlalu dan akhirnya ada customer yang datang berganti-ganti dan akhirnya ada yang membeli. Saya grogi pertamanya melayani transaksi, tetapi lambat laun saya dapat mengontrol suasana dengan mencoba merilekskan diri saya. Kemudian setelah sekitar dua jam saya mengasir ini ada bapak bapak setengah baya datang melihat lihat buku, dia melihat lihat buku obral sembari menunggu anaknya belanja di supermarket imola di belakang saya. Awalnya dia membeli satu buku, dan saya coba mengobrol denganya tentang buku dan ternyata nyambung. Bapak setengah baya yang saya ajak ngobrol ini ternyata seorang psikolog. Saya jadi tambah tertarik untuk mengobrol lebih lanjut dengan beliau ini. Saya diberi tahu tentang pelajaran tentang pelajaran yang berharga di sela-sela obrolan kami.
            “saya lebih suka mendengarkan mas daripada didengarkan” celetuk beliau tiba-tiba dengan pelan.
            “Loh, kenapa bapak lebih suka seperti itu?” sahut saya penasaran.
            “karena kita pada dasarnya mempunyai telinga dua, dan hanya punya mulut satu. Mulut itu ibarat sebuah baling-baling di sebuah kapal, jika baling-baling itu salah atau rusak sedikit saja, kita akan terbawa ke arah yang salah pula. Memang kebanyakan orang suka mendengarkan, tetapi mereka seharusnya mendengarkan dengan telinga hati. Itulah yang seharusnya mereka lakukan.”
            “Oh, saya baru tahu bapak tentang hal yang demikian.”
            “iya, memang harus seperti itu. Saya pernah menyembuhkan orang yang tak bisa berjalan hanya dengan mendengarkanya berbicara. Dia benar-benara berbicara setelah saya mendengarkan cerita-ceritanya dan celoteh-celotehnya. Bukankah itu sesuatu yang dirasa sebagai hal yang aneh?”
            “loh, kok bisa begitu ya bapak?” jawab saya penuh tanda tanya.
            “iya, karena pada dasarnya manusia memang ingin didengarkan dan kadang sesorang lainya berperan sebagai pendengar yang setia.” Jawab bapak didepan saya dengan mantab.
            Saya menjadi terheran-heran dengan hal itu, tetapi saya pikir-pikir hal itu ada benarnya juga. sungguh orang yang tidak biasa yang saya ajak bicara ini.
Akhirnya saya mencoba tanya-tanya lagi dengan bapak psikolog di depan saya ini, beliau ini ternyata memang bukan orang biasa, beliau ini pernah kuliah di perancis dan di roma. Beliau ini juga pernah jalan-jalan ke berbagai negara. Setelha beliau cerita panjang lebar tentang negara-negara yang telah dkunjunginya, saya mencoba bertanya sesuatu padanya.
            “setelah bapak berkeliling ke berbagai negara, menurut bapak negara manakah yang menurut bapak paling bagus.” Tanya saya dengan penuh penasaran.
            “Indonesia nak, karena Indonesia mempunyai hal yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lainya.” jawab bapak dengan pelan.  Saya jadi terheran heran dengan beliau ini, kenapa bisa mengatakan hal yang demikian. Namunya obrolan kami akhirnya berakhir begitu saja karena anaknya yang belanja sudah selesai. Bapak yang saya ajak obrol tadi melambaikan tangan kepada saya dan pergi pulang dengan mobilnya. Sedangkan saya menyimpan tanda Tanya besar mengapa bapak tadi bangga akan Indonesia karena hal “sesuatu” yang tidak dimiliki bangsa lain tersebut. Padahal bapak tadi sudah keliling ke berbagai Negara yang hebat dan menakjubkan diluar sana.
            sungguh saya sudah mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang bapak  setengah baya tadi. Tapi sungguh saya menyesal, karena tak sempat menanyakan nomor hp dan namanya. Mungkin ini adalah memang hal yang sudah digariskan untuk saya. Tampaknya saya memang tak digariskan mengenalnya dirinya, tetapi saya diizinkan tuhan untuk mengenal kata-kata sederhana yang santun darinya yang membuat pertemuan yang singkat antara bapak setengah baya dengan saya dapat membawa makna dan dapat memberikan semangat bagi saya.
            Sepintas sewaktu pulang kerja ketika dijalan, dalam hati saya tiba-tiba ingin ke norwegia, ketempat kakak ponakan perempuan saya yang tinggal disana. Saya jadi tergerak untuk mengenal dunia luar setelah bertemu bapak setengah baya tadi. Kata-kata dari bapak setengah baya yang saya ajak ngobrol tadi membuat saya menjadi lebih penasaran akan makna hidup, pandangan akan dunia dan menyadarkan pada saya bahwa tuhan memang mendatangkan kejadian-kejadian yang tak terduga bagi hambanya.

kumpulan puisiKu

RESAH HEBAT

Keluh kesah
Menggumpal gundah
mencekik hati
Sedih yang amat sangat
Terasa beringsut tak terarah

Hati sedih ini
Oh! apalah obatnya
Jika semakin hari tak keruan rasanya

Oh! Sang Pencipta
Hambamu sakit
Muram durja gerogoti raut muka
Lalu harus bagaimana
Jika sedih hebat ini tak kunjung hilang

                        12 januari 2012 20.49pm



SENJA SORE

Siang hari
Lengkap dengan sgala
Kemudian beberapa jam saja
Senja mulai nampak
Semburat silau mulai mengarah ke barat
Kemudian semakin menguning
Matahari mulai menampakan keindahanya
Tunjukan senyum sore
Dengan hiaskan cahaya bercampur langitnya
Perpaduan nan halus
Yang kuasa coba lihatkan
Apa yang dia punya
Dan hambamu kini menyaksikan
Karyamu yang sempurna ini
Senja sore
Lengkap angin dan suasana tenangnya
                        
2 februari 2012

SISI SEPI

Sisi sepi
Hinggap di diri

Lalu hujan datang
Dengan bawa berjuta air butirannya
Menunjam tanah
Menjadi basah
Keluarkan bau khasnya

Aduh sepi
Sisimu menanam dihati kini
Gemericik bunyi hujan
Melengkapi

                        2 februari 2012